Senin, 08 September 2008

MAHLIGAI

Loncati suatu dimensi

Diman kuukir mahligai suci

Bersama sang abi..

Dimana iman pada Alloh SWT. fondasinya

Rasulullah bertindak menjadi tauladannya

Tiangnya kecintaan,kesetiaan,penghargaan

Dengan ataptaqwa

Membuat indah seisinya

Mahligai

Itu impianku..

Dimana bercumbu jadi ibadah

Bak pahala kala umrah di Makkah

Dimana memasak jadi sedekah

Awal dari kehidupan itu berasal

Mahligai

Kudapati bidadari-bidadara kecil

Buah hati kita

Yang kelak kan jadi jundi-jundi-Nya

Mahligai..

Saling mengisi dan saling berbagi

Itu kunci sakinahnya

Mawaddah,marahmah menyusul pula

Wadda’wah itu jangan lupa.

Mahligai

Yang didasari kecintaan pada Ilahi

Membuat hati sejuk bak meneguk segelas air murni

Membuat peluh ini kerinjg akibat semilir angin

Membuat pikiran kembali cerah ibarat berlian yang baru digosok pandai intan..

Mahligai..

Indahnya sampan

Menuju ke tepian...

Bandung,080808

Senja di Cileunyi

Pohon cemara bersambung rapi

Pohon wungu menjejali..

Mentari tersipu

Awan kumuklus putih menghinggapi

Senja yang malu

Di Cileunyi

Menemani sepinya bis kami

melewati sawah-sawah yang terjepit

beton serupa bangunan rapi

Seakan menjerit ,”Mau diapakan kami ini??”

Mungkin mereka bingung

Orang-orang makin kaya juga makin sesak

Buktinya sawah berganti fungsi menjadi petak kamar tidur,dapur dan kamar mandi

Kalau dipikir-pikir kejam kali manusia ini

Sawah yang tak salah apa-apa

Kami babati,betoni,dan banguni

Sawah yang malang..

Mataku perlahan terpejam

Lelah akan rutinitas seharian

Kulihat senja yang tersipu

Di Cileunyi..

Cileunyi,060808

IDOLA


Hingar-bingar suara musik masih meggema di sekitar halaman Ciwalk, Kamis malam itu.Terdengar musik pop,hip-hop,rock,atau R&B atau entahlah aku tak tahu, pastinya yang kudengar saat itu suara musik yang tak keruan. Mas Deni tengah berbincang dengan pacarnya, kelihatannya asyik sekali,sampai-sampai mereka lupa padaku. Akupun menghela nafas sambil meneguk teh kemasan yang katanya rasa jeruk,dan kurasakan hawa dingin menembus celah-celah kerudung dan kaus kaki-ku. Kini kududuk dibawah naungan pohon cemara yang dihiasin lampu-lampu mungil yang berkelap-kelip menggantikan sinar bintang-bintang di langit.

“De,ini keripiknya !”tawar teh Mila.

“Iya makasih teh.. ”jawabku sambil menggosok-gosokkan kedua tanganku tanda kedinginan.

“Dingin de,pakai jaket mas aja!”sambung Mas Deni yaqng melihatku kedinginan.

“Ehm..gak usah mas.”elakku.

”Gimana mau minjemin jaket wong sendirinya ga tahan kedinginan”gumamku dalam hati.

Heh nyesel aku ikut,buang-buang waktu,kalu di rumah mungkin aku bisa menghafal B.Indonesia yang besok mau ulangan atau belajar fisika,istirahat juga bisa setelah bercapek-capek ria karena tes lari 2 keliling gasibu. Nyesel,nyesel,nyesel!!

“Ya Alloh..Dea pengen pulang aja daripada disini kedinginnan mana dicuekkin lagi.” Pintaku dalam hati.

Kini para pengunjung Ciwalk tengah dimanjakan oleh penampilan Ebith Beat A dengan musik Rap-nya.Dan halaman Score! saat ini kuliah anak-anak muda sedang nongkrong , ada muda-mudi yang tengah memadu kasih seperti Teh Mila dan Mas Deni,kakakku. Juga ada pula yang sendirian menunggu,termasuk aku yang menunggu-nunggu kapan aku pulang.Tiba-tiba...

Pim..pim..sebuah mobil Kijang biru bersama minibus abu-abu berhenti di halaman Score! malam itu dan tepat di depanku,tepat sekali didepanku,,

Ya Alloh..Kang Haris vokalis grup band kesukaanku bersama teman-temannya muncul tepat di depanku.

Coba tebak apa yang terjadi ??

Aku menghampirinya dengan maksud meminta tanda-tangan mereka? Anda keliru..

Yang kulakukan hanya menyedot habis teh kemasan yang kubeli bersama Teh Mila tanpa mempedulikan grup band kesukaanku berlalu dari pandanganku, kupikir buat apa aku minta tandatangan, toh kita semua sama manusia, apa hebatnya dia?Apa dia mampu menjamin masuk surga.

Ada perasaan menyesal,kenapa aku tak membawa kaset album solo Kang Haris dan memintanya untuk menorehkan tanda-tangannya,hah sudahlah..

”Wah,Haris tuh!!”

”Iya,kenapa yah Haris pake baju pink terus?!”

”Lagi Valentine-an kali!!”percakapan Mas Deni dan Teh Mila ini hanya menyisakan senyum kecut di bibirku.Dari jauh Kang Haris menolehkan kepalanya ke arah kami, kutangkis ras geer-ku,mana mungkin kang Haris menoleh untuk melihatku..

* * *

”Wah masa? Terus gimana de??”

”Iya de,gimana?” tanya Iva dan Ulfa tertubi-tubi.

“Iya situ aja. Dea ngeliat Kang Haris pas banget di depan Dea, tapi Dea mah diem aja.”

“Bukannya minta tandatangan!”,lanjut Asta.

”Yeh,orangnya gak bawa kertas sama pulpen gimana mau minta tandatangan .”

”Ngelit Rio ngga??”

”Ngeliat.Rio kan sempet ngobrol sama Mas Deni terus minta foto. ”

”Emmm..Pengen kesana ih!!”

”By the way ,mereka nyayi berapa lagu?” tanya Asta

“Yang Dea liat sih Cuma 2 lagu soalnya keburu pulang sih.”

“Hah,pengen kesana ih nyesel..nyesel ga ngeliat!!” rengek Ulfa.

Dea aja nyesel banget ikut,udah kedinginan ,kelaparan,mana dicuekkin lagi,ini malah ngebet banget pengen ikut.Ulfa..Ulfa..

Sepulang sekolah…

Huh..teriknya matahari ini,ups..maaf Ya Alloh bukan maksudku tuk menghujat-Mu. Emmm..rasanya kalo beli es krim enak nih. Kususuri jalan ada tempat anak-anak SMANSA biasa makan siang. Aku pun diam dan berjalan bersama lamunanku..

Pim..Pim..mobil kijang biru semalam..

Jendelanya terbuka perlahan ..

“Emm..permisi,yang pake kerudung coklat semalem kan??”.

Aku pun mengangguk tak percaya,”Ya Alloh..Kang Haris!!”.