Jumat, 26 Agustus 2011

Berbagi Hati

Bismillah..

Beberapa hari kemarin, televisi sibuk mengabarkan keberhasilan sebuah rumah sakit menjalankan operasi cangkok ginjal. Adalah Ramdhan, bocah malang yang menjalani cangkok hati itu. Seperti halnya alm. Bilqis, Ramdhan menderita kelainan congenital yaitu Atresia bilier. Penyakit ini merupakan penyakit langka (1:500.000). Namun, entah akhir-akhir ini marak muncul.

Atresia bilier atau dalam bahasa awam tak terbentuknya saluran empedu ini diderita Ramdhan sejak lahir. Dengan tak terbentuknya saluran tersebut maka tak ada yang menetralisir racun dan mengemulsi lemak dalam tubuh mungil Ramdhan. Walhasil, kerja hati menjadi ekstra keras membuat kerusakan organ semakin massif.

Jika sahabat melihat tubuh kecil ramdhan, mungkin akan miris. Badannya kecil, mata dan tubuhnya ikterik (kuning), dan perutnya buncit (ascites). Ini karena akumulasi racun dan cairan di tubuh anak tersebut. Fungsi hatinya pun tak berjalan normal. Makin lama-makin bengkak dan rusak. Akhirnya intervensi satu-satunya untuk Ramdhan selain penggunaan obat juga transplantasi hati.

Proses transplantasi hati ini yang unik. Yakni sebagian organ hati donor akan diberikan pada pasien. Perlu sahabat tahu, organ hati ini begitu unik. Ia akan tumbuh dan regenerasi. Berbeda dengan sel jantung, ginjal atau otak yang jika sekali rusak tak bisa diperbaharui lagi. Sel hati ini akan berkembang secara massif, menjadi satu organ yang utuh. Pengambilanya pun tentu dari sel hati yang sehat.

Adalah ibu Susilawati, ibu Ramdhan sang pendonor tersebut. Ia rela 20% hatinya dibagikan untuk anaknya tercinta. Jadi operasi yang dilakukan pun berlansung dua kali. Pada Ibunya yaitu pengambilan organ dan pada Ramdhan untuk menyimpan dan mengembangkan hati tersebut.

Sahabat, disana kita bisa lihat betapa kasih sayang ibu begitu luas. Seperti organ hati itu, ia tumbuh dengan masifnya. Jika saya boleh berhiperbol mungkin kasihnya seluas langit dan bumi. Ia rela mengorbankan apapun untuk anaknya tercinta. Jangankan darah, keringat, air mata bahkan nyawa pun ia berikan. Jangankan uang atau tenaga, organ pentingnya pun cuma-cuma ibunda berikan untuk bisa melihat anaknya sehat kembali. Karena baginya, nafas anaknya masihlah panjang pun hidupnya.

Saya jadi ingat, dahulu saat saya kecil sakit . Betapa pengorbanan ibu dan bapak saya begitu besar. Pergi ke dokter bahkan tak tanggung-tanggung dokter spesialis anak yang kerap memasang tarif tinggi pun disambanginya. Untuk apalagi, jika bukan untuk membuat saya kembali ceria. Maka betapa mulianya mereka, orang tua kita. Bahkan dalam Al-quran dijelaskan setelah menyembah Allah Swt, perintah selanjutnya adalah hormati orang tuamu. Apalagi ibu, hingga tiga kali Rasulullah sebutkan setelah itu baru ayah.

Memang perjuangan ibu sungguh luar biasa. Saat ia mengandung kita, susah sungguh. Melahirkan kita dengan taruhan nyawa. Menyusui kita dengan begitu ikhlasnya. Mendidik kita sepenuh kesabarannya. Dalam malam-malamnya, ia mengusap airmata. Meminta pada Sang Khalik agar memberikan yang terbaik untuk kita. Ampunannya tak bertepi tiada tara saat sereset kata atau laku kita menyakitinya. Maka betullah ujaran Ust. Anis Matta yang menyebutkan bahwa cinta ibu itu Cinta NO.1. Cinta yang bisa setara dengan cinta Allah pada kita.

Satu lagi yang takkan pernah saya lupakan, yaitu saat ibu saya dengan wajah bangganya menyambut saya. Kemarin seminar proposal saya alhmadulillah berjalan lancar. Mungkin itu semua karena doa dari orang tua. Dan betapa indahnya saat ibu saya mengucapkan “SELAMAT ya neng!!”. Ada rasa haru dalam kalbu. Ada rasa bangga yang menulusup halus dalam hati saya kala itu. Rasanya ingin saya mengungkapkan “Apapun akan saya berikan buat mamah, selagi itu membuatmu bahagia”.

Sahabat, jangan tunda untuk menghubungi ibumu segera. Memeluk dan mencium tangan dan pipinya. Beruntunglah jika kita masih bisa melakukan itu. Janganlah kau tunggu nanti. Karena yang ada adalah hari ini.

Hujan, ingatkan aku tentang satu rindu
Dimasa yang lalu saat mimpi masih indah bersamamu
Terbayang satu wajah penuh cinta penuh kasih
Terbayang satu wajah penuh dengan kehangatan
Kau, Ibu..
Oh, Ibu…

(Lagu Opick feat Amanda)

Tidak ada komentar: