Jumat, 26 Agustus 2011

Doa Indah

Bismillah..

Ya Allah. Ini. Lelaki ini yang kutunggu. Yang kudamba dalam setiap doa dan sujudku. Yang kelak menjadi imam dunia akhiratku. Tentu seizin-Mu. Lelaki di hadapanku, wajahnya yang teduh saat memaparkan materi tentang masa depan ini. Tatapannya, kesederhanaannya, semua aku suka. Walau tak setampan kecengan-kecenganku dulu, namun keshalehanya, kecerdasannya, visinya akan menuntunku ke surga-Mu. Kan kucintai kekurangan kelebihannya pun.

Ya Allah. Ini. Lelaki ini yang kutunggu. Yang kudamba dalam setiap doa dan sujudku. Yang kelak menjadi imam dunia dan akhiratku. Tentu seizin-Mu. Lelaki yang menjadi guruku. Aku masih ingat caranya mengajar, yang riang dan penuh semangat. Tak jarang guyonannya membuat kawan sekelas terbahak. Terkadang membuat kami manyun karena tak bisa menjawab soal yang ia berikan. Pun ku ingat saat ia jadi penguji ujian praktikku waktu itu. Saat itulah aku jatuh hati padanya. Terkesan galak, tapi lebih tepatnya ia tegas menurutku.

Ya Allah. Ini. Lelaki ini yang kutunggu. Yang kudamba dalam setiap doa dan sujudku. Yang kelak menjadi imam dunia akhiratku. Tentu seizing-Mu. Telah hampir satu tahun ia meninggalkan kampus dan mengejar impiannya sekolah di negri sebrang. Kini ia kembali. Untuk melanjutkan baktinya pada kampus ini. Masih kuingat perpisahan dengannya satu tahun lalu. Air mataku membuncah disitu. Pun ia. Entahlah mengapa seperti itu. Aku sangat mengharapkannya. Disini. Disisiku.

Ya Allah. Ini. Lelaki ini yang kutunggu. Yang kudamba dalam setiap doa dan sujudku. Yang kelak menjadi imam dunia akhiratku. Tentu seizin-Mu. Ibuku pasti akan bahagia sekali memiliki menantu yang sholeh, bertanggung jawab, dan mapan sepertinya. Pastilah ibuku tak keberatan melepasku, karena telah lama hatiku terpaut padanya. Ibuku telah lama tahu perasaanku padanya. Tentulah beliau kan bahagia jika aku bahagia.

Ya Allah. Ini. Lelaki ini yang kutunggu. Yang kudamba dalam setiap doa dan sujudku. Yang kelak menjadi imam dunia akhiratku. Tentu seizin-Mu. Pun ayahku, kan setuju saatku berada pada orang yang tepat. Yang kan mejagaku sepenuhnya. Penujuk jalan tuk bersama surga-Mu kelak. Fondasi agama yang matang kan jadi tumpuan menjalani mahligai. Ayahku pasti akan mudah bergaul dengannya. Beliau tak akan kesepian saat mancing karena akan ada partner baru dalam keluarga kita.

Ya Allah, ini. Lelaki ini yang kutunggu. Yang kudamba dalam setiap doa dan sujudku. Yang kelak menjadi imam dunia akhiratku. Tentu seizin-Mu. Tanpa terasa dari tadi aku memadangnya. Terpaku. Malu hatiku saat seorang kawan menyikut tanganku. Ku tersadar dalam lamunan. Seketika kuingat ilmu ghadhul bashor yang diajarkan teteh mentorku. Hah, nyatanya tak boleh berangan-angan. Seharusnya pada-Mu semata lah kegantungkan semua impian. Ya Rabb, Maafkan…

Ya Allah. Ini Lelaki ini yang kutunggu. Yang kudamba dalam setiap doa dan sujudku. Yang kelak menjadi imam dunia akhiratku. Tentu seizin-Mu. Tiba-tiba sang moderator bertanya pada lelaki indahku itu. Kapan mau menggenapkan setengah dien? Dengan santai lelaki indahku menjawab, “InsyaAllah, secepatnya. Masalah dengan siapanya, biarlah Allah yang menjawab.”. Tegas dan jelas.

Hatiku berdesir. Lirih. Ya Allah, jika ia baik untukku pun aku baik untuknya, maka Dekatkan. Namun jikalau ia buruk untukku pun aku buruk untukknya, Jauhkanlah. Dan berilah kami yang terbaik. Nun, jauh di langit sana, malaikat mengamini doa indah itu. Amin.

Teruntuk : irandnushadni “Bidadari Sanguinis” ^^.
Kuatkan sinyalnya, dan Semoga Allah memberkahi…

Bandung, 18 Maret 2010

Tidak ada komentar: