Jumat, 26 Agustus 2011

Kisah Seorang Bocah dan Mobil Merahnya

Bismillah..

Suatu hari seorang anak membawa mainan mobil merahnya. Sebut saja namanya Yusuf. Rencananya Yusuf akan mengikuti lomba mobil-mobilan. Sesampainya di tempat perlombaan, ternyata sudah banyak anak-anak sebayanya yang berkumpul. Masing-masing tengah mempersiapkan mobil jagoannya agar menjuarai lomba ini. Ada yang sedang mengganti ban, ada yang tengah memasang baut dan lain-lain. Sedang panitia lomba tengah sibuk membenahi track tempat lomba mobil itu akan dilakukan.

Tak kalah dengan peserta lain, Yusuf pun menyiapkan mobil jagoannya se-prima mungkin. Hingga tibalah saat lomba dimulai. Seorang pria dewasa yang merupakan panitia lomba segera memberi aba-aba agar para peserta siap-siap. Namun, Yusuf meminta izin untuk berdoa terlebih dahulu. Ia mengangkat tangannya, menutup mata dan mulutnya bergumam-gumam.

Sejurus kemudian selepas berdoa, perlombaan pun dimulai. Adu gesit dan adu cepat mobil pun tak terelakkan. Mobil merah Yusuf salip-menyalip dengan mobil lawannya. Ada yang mulus melaju dan ada juga yang terpental. Mobil merah Yusuf memimpin di depan. Dan akhirnya mobil merahnya-lah pemenangnya. Girang sekali hati Yusuf .

Kemudian sang lelaki dewasa menghampirinya dan bertanya pada Yusuf, “Nak, bukankah sebelum lomba tadi kamu berdoa, pantaslah jika kamu pemenangnya.”. Kemudian Yusuf menjawab., “Betul pak tadi saya berdoa. Dalam doa saya tadi, saya meminta kekuatan dari Tuhan agar saya tidak menangis jika saya tidak menang dalam perlombaan ini.”

Sahabat adakah sahabat mengambil hikmah dari kisah di atas?

Seringkali kita meminta terlalu banyak bahkan mendikte Allah Swt. Allah, saya ingin ini dan itu tanpa mengetahui baik tidaknya hal itu untuk kita. Padahal tanpa diminta pun Allah selalu akan memberi apa pun yang kita butuhkan. Percayakah hal itu sahabat?

Contohnya, tanpa kita minta jantung ini berdetak, ia akan berdetak walau kita tak menghendakinya.Tanpa harus meminta, air, udara, waktu, kesehatan kita nikmati dengan cuma-cuma. Apa lagi dengan suatu permohonan yang kita harap dan dambakan. Tentu Dia akan Mendengarnya. Masalah dikabulkan atau tidakknya itu adalah Kekuasaan-Nya semata. Cukuplah kita percaya akan kebaikan yang diberikan-Nya pada kita.

Namun perlu pula siapkan mental kita dengan takdir-Nya yang tak sesuai keinginan kita. Bukankah Allah menurut prasangka hambanya? Maka berprasangka baiklah akan segala Ketetapan-Nya. Percaya saja, apa yang Allah Berikan adalah sumber kebaikan untuk kita. Jika belum kita rasakan dampaknya tunggu sampai Allah Nampakkan kebaikan di dalamnya. Atau terkadang malah hati kita yang terlalu pekat hingga sulit untuk menangkap sinyal kebaikan-Nya. Maka marilah kita sama-sama membenahi hati kita.

Seperti bocah lelaki bernama Yusuf tadi yang sudah mengantisipasi permohonannya jika tak menang maka jangan buat menangis. Pun saat doa kita tidak atau dikabulkan maka mintalah pada Allah pengganti yang lebih baik dari yang kita harapkan.

Terimakasih. Semoga bermanfaat.

Bandung, 11 Maret 2010

Tidak ada komentar: