Jumat, 26 Agustus 2011

Menciptakan Keajaiban!

“Kehidupan dapat dilihat dari dua sisi. Pertama, melihat semua kejadian sebagai hal normal adanya dan menganggapnya biasa-biasa saja. Kedua, melihat semua kejadian sebagai keajaiban-keajaiban yang Tuhan ciptakan untuk kita.”

Melihat quote itu, saya memilih yang kedua. Saya setuju, bahwa kejadian-kejadian yang saya alami adalah campur tangan yang Maha Kuasa. Dan saya baru sadar, bahwa saya hidup diantara keajaiban-keajaiban itu. Subhanallah..

Keajaiban itu bermula saat secara tidak sengaja saya bertemu guru ngaji saya. Beliau dulu yang mengajarkan saya menulis kaligrafi. Saat itu beliau sedang belanja. Saya yang sedang berjaga di kios bapak, menghampirinya. Berniat silaturahim maksudnya.

Terakhir bertemu, saat saya kelas 3 SMP. Takada yang berbeda dengan fisik beliau. Kecuali badannya yang sedikit berisi. Maklum sudah jadi ayah dari 2 orang anak. Obrolan kami bergulir. Dari kegiatan kuliah saya yang baru usai, hingga rencana saya ke depan. Jujur saat itu saya sedang bingung mengenai pekerjaan. Keputusan saya untuk menunda profesi membuat saya memutar otak untuk mencari kegiatan lain selepas kuliah. Ya apa lagi kalau bukan kerja. Lulus sudah, terus tinggal kerja, dan...^^ v

Kini, beliau berprofesi sebagai terapis. Terapis akupuntur tepatnya. Ia mengajak saya untuk belajar akupuntur. Setelah beberapa kali konsultasi, tak hanya ilmu akupuntur yang saya dapat. Berbagai hal. Salah satunya ilmu sedekah. Amal yang sering saya dengar dari seorang ustadz kondang yang terbukti mendatangkan keajaiban. Meski dari seorang ustadz termahsyur, belum cukup membuat hati saya tergerak untuk melakukan amal tersebut.

“Kalo mau dapet kerja, sedekah geura!”. Begitu petuah ajaib itu muncul dari bibir guru saya. Saya terima dengan anggukan kepala. Kemudian mengalirlah ceritanya. Dulu beliau hanya guru ngaji biasa. Kemudian seseorang mengajaknya untuk belajar akupuntur. Ia pun belajar bermodalkan beasiswa. Walhasil kini ia sudah memiliki kurang lebih 500 pasien.

Perjalanan terjal menghiasi perintisan usahanya. “Pertama, Bapak cuma dibayar 25 ribu. Malah kadang-kadang ada yang ngga bayar. Tapi Alhamdulillah dari situ, rizki mah ngalir weh..! Dulu bapak kemana-mana pake sepeda. Sekarang Alhamdulillah kebeli motor” paparnya. Saya lihat motor hitam mengilat itu bertengger di parkiran. Subhanallah.

Apa rahasianya? Ternyata sedekah sahabat. Beliau tidak khawatir Allah akan menahan rizkinya. Karena menurutnya, selama manusia masih bernafas rizkinya selalu mengalir. Dan setelah tutup usia barulah rizkinya di dunia habis. Beliau pun takkhawatir jika setelah sedekah, hartanya akan berkurang. Karena dia yakin bahwa Allah akan mengganti dengan yang lebih banyak. Bahkan sepuluh kali lipat!

Suatu kali ia sempat menerapi pasien. Sayangnya, pasien itu kurang mampu. Maka, ia pun mengikhlaskan biaya terapi yang 30 ribu itu. Ia niatkan untuk sedekah. Nah, sebagai gantinya Allah memberikan 10 kali lipat. Uang 30 ribu itu diganti 300 ribu lewat satu pasien lainnya. Maha Suci Allah..

Dari situ, hati saya tergerak untuk melakukan hal yang sama. Saya memulainya. Dan, percaya ngga percaya it’s work, sahabat! Saya yang saat itu galau karna tak kunjung dapat kerja, kini bisa merapat ke perusahaan yang awalnya menolak saya. Di satu siang yang ajaib menuju Jatinangor, saya ditelpon pihak HRD untuk menghadap. Tanpa ba-bi-bu sang manajer mengesahkan saya jadi bagian dari perusahaan. Subhanallah.. Nikmat Tuhan-mu yang mana yang kan kau dustakan? (QS. Ar-Rahman).

Selain itu serentetan tawaran kerja mengalir pada saya. Ada yang menawarkan magang di RS langganan belanja bapak saya, ada yang menyarankan melamar di klinik universitasnya bekerja, bahkan ada yang mengajak ke Saudi. Pun keajaiban-keajaiban lain datang bertubi-tubi. Dan saya semakin tercengang dengan apa yang Allah perbuat pada saya dan keluarga.

Selain keajaiban materi, non materi lebih penting. Sahabat mungkin pernah merasakan betapa bahagianya bisa menolong orang. Meski dengan uang yang tak seberapa. Tapi ketentaraman dan kebahagiaan batin takbisa dipungkiri. Memang benar apa kata Abi Pepeng. “Kebahagiaan akan terasa jika ia dibagikan”. Jika sahabat ingin bahagia maka berbagilah..

Sabda Rasulullah,“Belilah olehmu kesulitanmu dengan sedekah”. “Obatilah penyakitmu dengan sedekah”. Dengan sedekah semua akan berkah, insya Allah..
Jika kau ingin mendapatkan keajaiban-keajaiban dari Tuhan, maka ciptakanlah keajaiban itu dengan sedekah. Rizki, kesembuhan, kebahagiaan, kelapangan, bayar utang, pendamping hidup, kelancaran urusan, jemputlah ia dengan sedekah. Jangan lupa, sertai keikhlasan pula didalamnya. Jadikan sedekah sebagai tanda kesyukuran kita atas nikmat Allah.

“Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku) maka sesunggunya azab- Ku sangat pedih.” (QS. Ibrahim : 7).

Selamat Menciptakan Keajaiban!
Bandung, 14 Syawal 1431 H

Tidak ada komentar: