Jumat, 26 Agustus 2011

Tahu Pop dan Sebuah Potensi

Bismillah..

Hujan-hujan enaknya makan yang hangat-hangat. Dan seorang teman mengajak saya untuk membeli tahu pop. Terus terang saya belum tahu rupa tahu pop itu seperti apa. Apalagi rasanya. Yang saya tahu cuma ayam pop yang sering dijual di restoran padang. Hehe.. maka dari itu saya ingin tahu seperti apa dan bagaimana rasanya tahu pop itu. Pun terdorong rasa lapar saya.

Kami datangi sebuah kedai di depan gerbang kampus. Kedai itu bertuliskan Tahu Pop Aneka Rasa. Saya pun memilih rasa sapi lada hitam. Pikirku biar cuma tahu tapi berasa daging sapi.hehe..Setelah menunggu berapa menit. Sang penjual memberikan satu bungkus tahu pesanan saya yang masih mengepul asapnya. Pun saya berikan selembar uang lima ribu rupiah padanya. Saya berlalu untuk segera menyantap tahu ini hangat-hangat Hwa..enak nih kayaknya.

Saat saya buka bungkusannya. Ah, ini tak ubahnya tahu sumedang yang dibalur tepung. Bedanya hanya ini pakai bumbu dan rasanya lebih kriuk. Rasanya pun tak jauh beda dari tahu biasa. Bahkan dari bentuknya, masih lebih besar tahu sumedang. Tapi apa yang membedakan tahu pop ini dengan tahu biasa? Bentuknya lebih mungil tapi kok harganya beda, lebih mahal dari harga tahu biasa. Padahal belum tentu rasanya lebih enak dari tahu yang sering dikonsumsi.

Sahabat mungkin amat akrab dengan tahu. Atau mungkin tiap hari makan tahu (piss..^o^v). Tapi kenapa tahunya sama tapi harganya beda? Ada tahu yang dijual di pasar tradisional ada yang di supermarket. Perbedaannya hanya satu karena sang penjual tahu mengetahui Potensinya.

Tahu kan banyak mengandung protein, isoflavon sebagai anti oksidan. Harganya juga terjangkau. Namun karena harganya yang murah ini seringkali tahu diremehkan. Tapi sang penjual tahu pop tahu potensinya serta memaksimalkannya dengan membuat satu produk baru. Dengan memberikan variasi yang berbeda. Dipoles sana-sini menjadi tahu dengan nilai tambah. Yakni lebih kriuk dan beragam rasa. Karena nilai tambah itu maka harganya pun berbeda. Lebih mahal.

Sama halnya dengan tahu, manusia pun seperti itu. Sering kali merasa kecil dan tak berharga. “Ah, saya mah ga bakat!”, “Ah, da saya mah jelek, ga pinter, ga pede.”, dan ah, ah lainnya. Yups, sering kali kita mengabaikan potensi yang kita miliki. Padahal Allah telah menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya (Surat At-Tin : 4). Tapi terkadang kita lebih focus dengan kekurangan diri dari potensi yang kita punya.

Sahabat, orang yang berharga atau punya harga diri adalah orang yang tahu dan sadar akan potensinya dan berusaha memaksimalkannya. Untuk mengetahui apa potensimu, sediakanlah waktu untuk merenung dan galilah apa kelebihan yang kita punya. Setelah kita dapatkan maka pikirkan ke depannya kita mau seperti apa atau mau jadi apa dengan potensi yang kita punya itu. Setelah kita sadar akan potensi kita, maka tunjukkanlah dengan karya nyata. Berilah polesan agar semakin berhaga caranya dengan menambah ilmu, dan mencari lingkungan yang positif dan mendukung potensi kita.

Potensi dan tindakan yang kita lakukan selama itu baik (amal baik) lama-kelamaan akan membangun harga diri kita. Baik di depan orang lain maupun dihadapan Allah Ta’ala. Jika anda telah mendapatkannya hendaklah selalu dijaga dengan keikhlasan dan rendah hati. Percayalah, itu membuatnya semakin indah.

Baiklah sahabat, Selamat menggali potensi terbesarmu dan Tunjukkanlah pada dunia bahwa Anda Luar Biasa!!


Bandung, 040110

Tidak ada komentar: