Jumat, 26 Agustus 2011

SAPI !!!

Bismillah..

Suatu hari seorang lelaki mengendarai sebuah truk besar. Ia adalah seorang supir sekaligus kurir yang hendak mengantar barang yang diangkutnya. Ia pergi bersama seorang kawannya yang menjabat sebagai sopir cadangan. Jika ada hal yang rusak dengan mobilnya, ia takkan kerja sendiri begitulah pikirnya.

Alamat yang dituju berbeda dari biasanya. Kini ia akan mengantarkan barang ke sebuah daerah terpencil. Sebuah daerah yang berada di dataran tinggi. Truk bawaannnya besar, namun yang dilaluinya hanya jalan setapak. Hanya cukup untuk dua mobil. Itu pun sebaiknya mobil ukuran kecil. Kondisi diperparah karena disamping jalan tersebut ada jurang yang curam sekali. Jika tak hati-hati, truk bisa terperosok ke jurang.

Walhasil sang supir harus mengendarai truk dengn extra hati-hati. Prinsipnya kini adalah biar lambat asal selamat (hehe..maklum, mantan sopir ^^v). Kini, jalur yang dilaluinya agak lengang. Ia meningkatkan sedikit kecepatan. Agar segera sampai ke tempat tujuan maksudnya. Karena tugas mengantar selanjutnya telah mengantri.

Ketika tengah asyik mengendarai truk, dari arah yang berlawanan muncullah sebuah truk berukuran lebih kecil. Sopirnya adalah seorang pak tua yang terlihat panic, hingga mengendarai kurang hati-hati. Bisa jadi ia hampir menabrak truk besar. Ketika berpapasan dengan sopir truk besar ia berteriak, “SAPI!!!!!!”, wajahnya pias dan celingukan.

Sang sopir truk besar yang mendengar hal itu, kontan marah. Wajahnya langsung memerah. Seharusnya ialah yang marah. Karena si pak tua hampir membuatnya celaka. Bukannya minta maaf, ia malah menghinanya dengan kata “SAPI!!!”. Amarahnya kian meninggi. Tanpa sadar dia pun berteriak, “Monyet!!!”. Hina sang sopir pada pak tua.

Truk kecil lelaki tua itu berlalu. Kini sang sopir masih dengan amarah yang menggebu-gebu. Ia tak terima dibilang sapi, walau badannya tak bisa memungkiri. Ya, sang supir merasa gemuk barangkali. Kawan di sebelahnya berusaha menenangkan.

Truk kembali berjalan normal. Kini hampir sampai tempat tujuan. Ketika berjalan beberapa meter dari “tempat penghinaan” itu terjadi, didapatinya bangkai sapi. Oh, mungkin ini sang dimaksud pak tua tadi. Tersadarlah ia bahwa maksud pak tua itu baik.

Pak tua itu bermaksud memberi tahu dirinya bahwa ada sapi mati yang tergeletak di badan jalan. Dan terikan tadi adalah wasiat pak tua agar dirinya waspada. Bisa jadi jika ia kaget dan tak dapat mengendalikan truk, ia akan celaka. Akhirnya ia menyesal karena telah berprasangka buruk dan menghina pak tua yang justru bermaksud baik padanya.

Sahabat, beberapa hari yang lalu saya mendapatkan sebuah pesan sinkat. Isinya hanya satu kalimat, namun begitu menohok hati saya. Tak perlulah kau tau apa isinya. Yang pasti saat itu saya merasakan sedikit “sakit hati”.

Menyadari hal itu saya berpikir lagi. Barangkali saya telah berpikir negative terhadap orang itu. Barangkali maksud orang itu baik, seperti pak tua dalam cerita di atas. Barangkali ada yang salah dengan hati saya. Karena seringkali hati yang kotor, akan berimbas pada pikiran dan perasaan yang menjadi kotor pula. Ibarat sebuah kaca buram yang tak pernah dibersihkan. Secantik atau setampan apapun wajah yang ditampilkan, tak akan kelihatan elok dipandang.

Maka yang harus dilakukan adalah membersihkannya. Mengenyahkan debu yang menempel di permukaannya. Begitu pula hati kita. Prasangka akan membuatnya buram, tak tembus cahaya. Bisa dibayangkan jika ia kotor, buram yang berdebu, sebanyak apapun cahaya kebaikan yang Allah beri, akan terpantul lagi. Jika tak ada cahaya kebaikan dalam hati kita, maka untuk melakukan aktivitas kebaikan pun bukan main susahnya.

Allah pun telah berfirman, untuk kita menjauhi prasangka. Karena kebanyakan dari prasangka itu adalah dosa (Al-Hujurat: 12). Yuk, kita sama-sama benahi, menata, dan membersihkan hati kita dari prasangka. Agar cahaya hidayah dan kebaikan dari Allah berpendar dalam hati kita. Jaga ia dengan amalan kebaikan yang kita rangkai dalam detak kehidupan kita. Iringi dengan keikhlasan untuk mendapat Ridha dari-Nya.

Wallahu’alam bisshowab.

Bandung,13 April 2010

Tidak ada komentar: