Jumat, 26 Agustus 2011

Terimakasih, karena telah memilihku…

Bismillah..

Aku mengenal lelaki ini, sejak setengah tahun yang lalu. Awal perkenalan dengannya biasa saja. Terkesan jaim alias jaga image, penilaianku dulu. Kami dipertemukan dalam suatu kelompok, dan dialah ketuanya. Perkenalan kami pun bergulir menjadi percakapan-percakapan kecil. Dari yang ringan hingga berbobot.

Lelaki ini bukan seperti ikhwan yang kukenal. Hanya orang awam, walau sholat dan ibadah lain sering ia lakukan. Kebersamaan kami dalam kelompok kian akrab. Tentu aku masih memegang batas-batas yang disyariatkan agama. Kami menjadi kelompok yang solid saat itu.

Dari kedekatan kami- aku dan lelaki itu, perlahan terungkaplah sebuah rahasia. Sebuah perasaan yang selama ini ditutupinya. Kau jangan salah sangka dulu. Karena kedekatan kami itu yang membuatnya mau terbuka tentang masalahnya padaku. Terlebih, karena aku anak kesehatan. Lho, apa hubungannya? Simak kisah selanjutnya..:)

Sudah sejak lama kawan lelakiku ini menderita sakit kepala berat. Migren, sering ia menyebutnya. Namun yang aku rasakan, kok ada keanehan dalam dirinya. Masak keluhannya itu sudah ia rasakan dari sejak kelas 6 SD. Aku khawatir ada apa-apa, maka kusarankan untuk ia periksakan saja keluhannya itu.

Lama, ia tak menggubris bujukanku untuk memeriksakan diri ke dokter. Dia terkesan cuek bebek, dan santai saja. Aku pun tak tahu apa respon keluarganya akan hal itu. Yang pasti, keluarga terdekat pastilah lebih mengetahuinya. Entahlah, saat itu aku tak tahu apa yang terjadi padanya. Pertemanan kami berjalan seperti biasa.

Suatu hari, pada saat perpisahan kelompok kami, aku menghubunginya. Bukan apa-apa karena aku harus menyerahkan lembar pertanggungjawaban dengan bubuhan tandatangannya tentunya. Namun, ternyata ia tak bisa dihubungi. Aku jadi khawatir. Karena deadline LPJ yang harus dikumpulkan segera dan tak ada kabar dari sang lelaki itu. Sampai sore hari kutunggu, ia baru membalas smsku. Dia sakit.

Ternyata migren-nya kambuh lagi. Selama ini ia hanya mengonsumsi analgetik yang tiap hari makin bertambah dosisnya. Aku yang tahu hal itu berbahaya lagi-lagi mendesaknya. Sebagai anak keperawatan, aku hanya khawatir ada gangguan di syaraf pusatnya. Gejalanya sering migren atau nyeri kepala. Misalnya ada penyempitan atau pelebaran pembuluh darah di otak, meningitis atau radang selaput otak, apalagi sampai kanker atau tumor otak. Naudzubillah…

Sahabat, rahasia itu akhirnya terkuak juga. Mungkin karena kejengahan sang lelaki menerima omelanku, hehe.. Dia mengungkapkan sering merasa migren sampai yang terfatal perdarahan yang keluar dari hidung dan telinganya. Aku makin mendesaknya untuk melakukan tes CT Scan. Ternyata ia pun telah melakukanya. Tak perlulah kau tahu persis penyakitnya. Yang pasti, ada yang tidak beres dengan pembuluh darah di otaknya. Pikirku, betapa begitu dini ia menderita penyakit seberat ini. Padahal, usianya tak terpaut jauh denganku, 22 tahun.

Sahabat, hingga kini aku masih berkomunikasi dengannya. Jika kau lihat keadaannya sekarang, mungkin kau tak menyangka bahwa ia sakit. Ia sehat wal afiat nampaknya. Ia pun termasuk salah satu mahasiswa yang berprestasi, dan lulus cumlaude beberapa waktu kemarin. Kini ia menjadi staf pengajar di kampusnya. Sungguh, tak kuduga hal itu. Ternyata penyakit tak mengalahkan impiannya untuk selalu berprestasi. Kuakui, lelaki itu salah satu yang menginspirasi.

Sempat kutanyakan adakah dia khawatir dengan penyakitnya itu. Dengan santai dia hanya bilang, “Mungkin, kita bertanya kenapa mesti saya yang sakit? Kenapa harus saya yang menderita? Kenapa tidak orang lain? Dan tau ngga jawabannya apa? Ya KENAPA NGGA! Allah telah memilih saya untuk lulus cumlaude kemarin. Allah telah memilih saya untuk jadi dosen saat temen-temen seangkatan saya belum lulus. Allah telah memberi saya keluarga dan sahabat yang menyayangi saya. Allah telah memberi nikmat-nikmat itu walau tanpa saya minta. Apa hanya karena Allah memilih saya untuk sakit, lalu saya mengabaikan kebaikan-kebaikan yang Dia limpahkan selama ini? Sepatutnya kita berterimakasih dan bersyukur telah dipilihkan yang terbaik menurut-Nya.”


Semoga memberi hikmah!

Bandung, 16 April 2010

Tidak ada komentar: