Jumat, 26 Agustus 2011

DEFINISI CINTA

Bismillah..

Suatu hari seorang istri meminta pada suaminya tercinta untuk memetik sebuah bunga untuknya. Ya, sebuah bunga mawar yang indah sebagai bukti cinta. Namun letaknya di tebing jurang. Dan sebagai resikonya bisa jadi sang suami meninggal saat ia mengambil bunga itu.

Sang suami dengan santainya menjawab, “Tidak, saya tidak akan mengambil bunga itu untukmu.”. Kontan istrinya marah dan berkata, “Jika kau tak mau berkorban dengan mengambil mawar itu untukku, maka ceraikan aku sekarang juga”. Sang istri yang kesal segera meninggalkan suaminya yang mematung.

Sang suami akhirnya mengemasi barang-barangnya untuk segera pergi. Namun sebelumnya, ia meninggalkan sepucuk surat untuk istrinya. Dan sang istri yang menggetahui hal itu segera membaca surat dari suaminya. Masih dalam keadaan marah ia.

Untuk Istriku tercinta..

Sayang, mungkin engkau marah karena aku tak mau mengambilkan bunga mawar itu untukmu. Kau malah langsung pergi tanpa mendengarkan alasanku dulu.

Cintaku, ada tiga alasan mengapa aku tak mau mengambilkan mawar itu. Pertama, jika nanti aku mengambilkan mawar itu dan dan aku mati maka siapa yang akan bekerja mencari uang untuk anak-anak sekolah? Siapa yang akan membiayai kehidupan sehari-hari kau dan anak-anak kita nanti?Aku tak mau melihatmu bekerja membanting tulang seperti itu. Belum lagi kau harus mengurus anak-anak. Aku tak mau.

Alasan yang kedua, jika aku mati setelah mengambil mawar itu untukmu. Tak akan ada lagi yang akan memijati kakimu jika kau capai setelah bekerja di rumah seharian. Tak akan ada lagi yang mendengar keluhmu karena tekanan yang berat tiap harinya. Dan tak ada lagi yang akan mengecupmu, membelaimu, dan menghapus air matamu saat kau dilanda kesedihan.

Dan alasan yang terakhir, aku tak mau melihat kau menangis saat aku mati. Aku tak ingin airmata dari matamu yang indah itu menetes. Aku tak mau melihatmu bersedih karna kematianku sayang…sungguh aku mencintaimu dan ingin selalu membuatmu bahagia.

Sayangku, setelah kau mendengar alasanku itu, masih maukah kau kupetikkan mawar itu untukmu? Jika ya, maka aku bersedia kalau kau siap kehilaganku. Jika tidak maka aku menunggumu di depan untuk kau bukakan pintu untukku.

Airmata sang istri membuncah. Begitu bodohnya dia hanya untuk setangkai mawar rela melepas suaminya tercinta. Dengan tergesa ia menuju pintu depan. Dan mendapati suaminya yang telah menunggu.

“Mengapa kau lama sekali membuka pintu?” kata sang suami.
Istrinya terdiam dan masih menangis. Kemudian ia memeluk erat kekasih tercintanya itu.

Sahabat, begitu indahnya cinta. Hingga akhirnya ia memiliki definisi tersendiri. Dari cerita diatas, definisi cinta bagi sang wanita adalah setangkai bunga, kecupan atau pelukan mesra, atau candle light dinner yang romantis mungkin. Namun bagi sang pria, cinta adalah pengorbanan, kerja keras, dan uang untuk membiayai keluarga.

Sahabat, lihatlah kamus bahas Indonesia jika berkesempatan. Dan kan kau dapati kata cinta adalah sebuah kata kerja. Bukan kata sifat yang sering diungkapkan apalagi kata benda yang bisa dipindah-tangankan.
Sahabat dapat ditarik kesimpulan, bahwa cinta adalah perbuatan. Perbuatan apapun tentunya yang sesuai dengan kebaikan. Jika cinta adalah memberi maka memberi yang mana dulu yang bisa disebut baik dan benar. Cinta adalah memberi tanpa pamrih. Seperti seorang pahlawan yang rela tak dibayar demi sebuah kemerdekaan. Tapi jika memberi kesucian (sebelum pernikahan) apakah itu sebuah kebaikan?

Cinta adalah perbuatan. Jika cinta adalah menjaga. Menjaga sang belahan hati agar tak terkotori hatinya atas tingkah kita. Menjaga sang belahan jiwa agar tetap terjaga fitrahnya. Menjaga sang kekasih agar selalu dekat dengan Penciptanya. Itulah cinta.

Cinta adalah perbuatan. Jika cinta adalah membiarkannya bertumbuh. Bertumbuh dalam lingkungan yang baik dan terjaga. Bertumbuh dalam area yang mengembangkan sesuai dengan potensi dan minatnya. Pun tugas kita adalah memupuknya dengan doa, menyiraminya dengan semangat dan ketulusan jiwa. Jika kita mengekangnya, maka rusaklah ia. Dan tak akan ada cinta yang tumbuh tulus didalamnya.

Wallahu’alam

Bandung, 27 Maret 2010

Tidak ada komentar: